Tuesday , January 14 2025
Home / Daerah / PEKANBARU / Protokol Kesehatan Itu Sederhana Saja: Pakai Masker,Cuci Tangan,Dan Jaga Jarak

Protokol Kesehatan Itu Sederhana Saja: Pakai Masker,Cuci Tangan,Dan Jaga Jarak

PEKANBARU,BerkasRiau.com--Berakhirnya Pembatasan Berskala Besar (PSSB) dan terbitnya aturan Pemberlakuan Tatanan Baru (new normal) dalam seluruh aspek kehidupan tidak menjadi pertanda pandemi Covid-19 telah berakhir.

Meski ada kabar gembira pasien positif di provinsi Riau menunjukkan kecenderungan menurun dan landai, bukan berarti masyarakat bisa bebas dan longgar dalam menjaga kesehatan dirinya.

Sedianya, harus lebih meningkat dan bertambah ketat. Bak kuda pacu yang berlari kencang. Semakin mendekati finish semakin laju dan bertambah kencang.

Kebijakan new normal membolehkan masyarakat untuk melakukan segala aktifitas dengan berpondasikan pada penerapan protokol kesahatan yang ketat. Bahkan bila perlu sangat ketat.

Protokol kesehatan Covid-19 itu tidak sulit. Sangat sederhana sekali. Pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Itu saja.

Ketiga langkah tersebut sangat ampuh dan memungkinkan sekali dilakukan oleh siapapun. Biayanya murah, tidak mahal. Namun efektifitasnya dalam menangkal Covid-19 sangat jitu. Ibarat ‘ilmu silat’, tiga langkah tersebut jurus pamungkasnya.

Kedepan, berbagai kegiatan masyarakat mulai aktif dan kembali menggeliat. Kecuali dunia pendidikan. Pemerintah menunda masa aktifnya karena dianggap masih rentan dan rawan terhadap penularan Covid-19. Banyak SD, SMP dan SMA sederajat yang padat sekali jumlah peserta didiknya. Sangat sulit menerapkan protokol kesehatannya, terutama dalam menjaga jarak.

Saat ini, ada kecenderungan sebagian besar masyarakat mulai tidak disiplin dan menganggap enteng bahaya Covid-19. Sikap ini terjadi ketika masyarakat melihat beberapa fasilitas umum mulai difungsikan, seperti rumah ibadah, pertokoan/pusat perbelanjaan, perkantoran dan lain sebagainya.

Pada konferensi pers update Covid-19, juru bicara Tim Gugus Covid-19 dengan serius mengatakan bahwa tidak ada jaminan satu atau dua bulan kedepan pandemi Covid-19 akan berakhir sampai ditemukan vaksinnya.

Secara nasional, berdasarkan perkembangan Covid-19 yang mengacu pada standard WHO, Indonesia belum menunjukkan kurva yang melandai dan menurun (R0 lebih kecil dari 1) dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Indonesia masih pada kondisi penyebaran yang meningkat.

Banyak ahli bependapat, pemberlakuan new normal dengan kedisiplinan yang longgar, sangat mungkin membuat penyebaran virus bertambah parah dan bisa menjangkiti semua orang.

Sesungguhnya agama mengajarkan kita untuk tidak menjatuhkan diri pada kebinasaan. Bahkan haram hukumnya seseorang yang secara sengaja membiarkan dirinya terkena suatu bahaya yang bisa saja mengancam jiwanya.

Allah SWT berfirman: وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ
Artinya: “..dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,..” (QS. al-Baqarah[2]; 195)

Para mufassir menjelaskan bahwa yang dijadikan pedoman dalam ayat di atas adalah keumuman lafaz ‘wa la tulqu’ yang kemudian dipahami sebagai dalil tidak dibolehkannya seseorang menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Baik pada perkara yang terkait kebinasaan dalam permasalahan agama ataupun kebinasaan dalam persoalan dunia,

Bersama-sama kita saling menasehati dan mengingatkan. Wabah ini tidak bisa dilawan oleh orang perorang. Penyebarannya masif dan menyeluruh. Ia menulari siapa saja tanpa pandang bulu dan melihat umur.

Taati himbauan pemangku kebijakan yang memiliki kompetensi dalam penanganan wabah ‘impor’ ini. Dalam hal ini Tim Gugus Covid-19.

Pakailah skala perioritas. Tidak keluar rumah bila tidak sangat penting. Bila terpaksa keluar rumah, utamakan aktifitas yang sangat penting dari yang penting. Dahulukan yang penting dari yang kurang penting, atau mungkin tidak penting sama sekali.

Tidak ada jalan lain, semaksimal mungkin setiap orang melakukan aktifitas dengan prinsip-prinsip protokol kesehatan yang ketat. Bila mampu menerapkannya, maka ia telah menjaga diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya dari bahaya pandemi Covid-19 yang tingkat penularannya sangat cepat dan berbahaya.

Tanamlah niat yang kokoh dalam relung terdalam hati sanubari untuk berazam bahwa menjaga kesehatan adalah kewajiban diri sendiri. Kita telah terlatih disiplin dengan berbagai protap kesehatan selama tiga kali PSBB.

Tidaklah elok dan bijak menjadikan pedoman orang lain yang cuek dengan kesehatan dirinya membuat kita goyah dan longgar. Dalam dunia kesehatan kita mesti berprinsip. Bila tidak, maka kita sendiri yang akan menanggungnya.
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (QS. al-Ra’du [13]: 11)

Sekali lagi, pakailah masker, cucilah tangan dan jagalah jarak!
Wallahu A’lam.

Sumber:Dr.H. Erman Gani.MA
(Sekretaris MDI Kota Pekanbaru).Pekanbaru, 02/06/2020(Afri)

print