BANGKINANG, BerkasRiau.com – Elva Lestari (16), salah seorang siswa SMA N 1 Bangkinang sebelum mengakhiri hidupnya kedalam sungai Kampar pada Minggu 30/7/2017 lalu, ternyata sempat merekam suara teman yang menghina dirinya itu.
Karena suara keributan seperti di pasar, sehingga ucapan rekan-rekan yang menghinanya tidak terdengar. Namun ada terdengar dengan lantang suara tangisan korban yang mengakui dirinya adalah orang miskin dan jelek.
“Sadar den nyo, den ughang bansat ughang buok, tapi jan condo itu bonau kalian kek den, den dilahirkan ke dunioko untuk sekolah sugwo dek amak den,” tutur Elva dalam klip suara sembari menahan isak tangis yang diputar dalam hanpone awak redaksi. Selasa (1/8/2017).
Namun, tuduhan siswa yang di-bully oleh rekannya itu juga dibantah oleh kepala sekolah SMA N 1 Asnimar.
““Itu tidak ada itu, kata buli itu tidak ada dan tidak boleh dilakukan,” ungkap kepsek Asnimar ketika dihubungi wartawan, Selasa (1/8/2017) sore.
Kendatipun Asnimar belum mengetahui sikap siswanya yang baru masuk itu, namun dirinya yakin penyebab kematian siswa undangan itu bukan karena di-bully.
“Memang kita belum tahu bagai mana sifat mereka, karena mereka baru masuk sekolah, yang kita tahu kelas 11 dan kelas 12, sementara kelas 10 itu baru masuk beberapa bulan itu,” tutur dia.
Lebih lanjut, Asnimar juga mengakui saat ini sedang menyelidiki penyebab kematian Elva, jika memang terbukti maka pihak sekolah akan mengambil kebijakan dan akan memberikan sangsi yang tegas.
Sekedar diketahui, pada pemberitaan sebelumnya, pihak kepolisian juga mengakui penyebab kematian korban diduga kuat akibat di-bully temannya.
“Pihak keluarga dalam keterangan kepada kita menyebutkan jika korban pernah mengadu sering di-bully. Dia sering diejek-ejek kawannya. Tak tahan dengan kondisi itu sehingga korban menceburkan diri ke Sungai Kampar,” kata Paur Humas Polres Kampar Iptu Deni Yusra seperti dilansir detikcom, Senin (31/7/2017).
Deni menjelaskan jasad korban yang tenggelam di Sungai Kampar ditemukan warga pada siang tadi sekitar pukul 13.30 WIB. Lokasi penemuan terletak di Desa Batu Belah atau sekitar 1 km dari lokasi korban terjun ke sungai dari Desa Kumantan di bagian hulu.
“Korban tadi sudah dibawa ke RSUD untuk dilakukan visum. Selanjutnya korban diserahkan ke pihak keluarga,” kata Deni.
Lebih lanjut Deni menjelaskan korban menceburkan diri pada Minggu (30/7) siang. Korban merupakan warga Bangkinang yang sengaja ke Desa Kumantan, yang jaraknya sekitar 1 km, untuk menceburkan diri ke sungai. Pinggiran Sungai Kampar di desa tersebut berpantai, namun semakin ke tengah semakin dalam.
“Saat korban akan menuju ke tengah, ada warga yang melihatnya dan sempat dicegah. Namun korban malah menjawab, ‘Aku mau mati saja’,” tutur Deni.
Ketika korban sampai ke tengah sungai, kata Deni, spontan korban pun hanyut. Warga yang melihat itu langsung memberi tahu warga lain. Sempat dilakukan pencarian oleh warga dan pihak keluarga. Namun korban baru ditemukan hari ini.
“Tadi pihak keluarganya menjelaskan ke kita kalau korban selama ini sudah minta pindah sekolah. Alasannya karena korban sering di-bully kawan-kawannya,” kata Deni.
Sebelum Elva melakukan aksi nekatnya, kata Deni, beberapa hari terakhir korban sudah tidak mau sekolah lagi. Korban mendesak pihak keluarga segera memindahkannya ke sekolah lain.
“Sebenarnya sebelum kejadian dugaan bunuh diri ini, pihak keluarganya berencana akan mendatangi pihak sekolah terkait keluhan korban,” ucap Deni.
Walau demikian, katanya, sekalipun korban sudah meninggal dunia, pihak keluarga akan tetap meminta klarifikasi ke sekolahnya.
“Pihak keluarga ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi di sekolah itu. Katanya, biar jangan ada korban berikutnya yang di-bully di sekolah,” tutur Deni.
Editor : defrizal