Tuesday , June 24 2025
Home / Daerah / K A M P A R / Rumah Pemondokan Peserta MTQ Dibatalkan, Pemilik Rumah Kecewa

Rumah Pemondokan Peserta MTQ Dibatalkan, Pemilik Rumah Kecewa

Kampar, BerkasRiau.com – Empat pemilik rumah yang akan dijadikan pemondokan peserta MTQ Kabupaten Kampar ke-51 merasa kecewa. Pasalnya, sudah ditunjuk dan ditetapkan sebagai rumah/pemondokan dibatalkan sepihak.

Awalnya, rumah kami disurvey oleh pihak Kecamatan Bangkinang Kota dan Desa Kumantan persoalan layak tak layak untuk ditempati oleh peserta khafilah, malahan disurvey oleh Camat Bangkinang Kota, Sekretaris Camat, Kepala Desa Kumantan dan Kepala Dusun, kata Drs H Abdul Hakim warga RW IV, Selasa (16/3/2021).

Kemudian, rumah kami dipasangi stiker sebagai rumah/pemondokan Khafilah berasal dari Kecamatan Kampar Kiri Hulu. Artinya, rumah kami telah ditunjuk dan ditetapkan oleh panitia. Malahan, telah diseprot dan diberikan sarana protokoler kesehatan.

Berkenaan hal itu, lanjut dia, kami mempersiapkan segala sesuatu agar para Khafilah bisa merasa nyaman seperti, pengecatan tembok dan pagar rumah, tempat tidur, kamar mandi dan lainnya, termasuk perbekalan makanan dan minuman.

“Umbul-umbul pun telah kita pasang depan rumah guna mensukseskan helatan kegiatan itu, namun entah kenapa dibatalkan secara sepihak,” ujarnya.

Pembatalan secara sepihak tanpa ada pemberitahuan sebelumnya membuat kami kecewa. Harusnya, jika rumah kami ini dianggap tidak layak, jauh hari diinformasikan. Jadi kami tidak terlanjur mempersiapkan ini dan itu.

Apalagi, kami sudah terlanjur merekrut tukang masak dan membuat umbul-umbul dan sejumlah perbekalan makanan dan minuman. “Panitia pelaksana kita nilai tidak bijak, jika ada tempat lain harusnya kami diberitahu lebih awal,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Yuzar juga warga RW IV Desa Kumantan yang rumahnya ditunjuk menjadi tempat pemondokan Khafilah Putra dari Kecamatan Kuok.

“Kami kecewa dan dirugikan dalam hal ini,” ujarnya.

Harusnya, Kecamatan Bangkinang Kota sebagai tuan rumah tidak memberikan kelonggaran kepada pihak Kecamatan lain sebagai peserta MTQ mencari tempat lain, sehingga tidak merugikan kami, ucapnya.

Keluhahan juga disampaikan oleh Masyita yang rumahnya ditunjuk untuk ditempati oleh Khafilah Putri dari Kecamatan Kampar Kiri Hulu dan Ariyanto yang rumahnya ditunjuk untuk ditempati Khafilah putri dari Kecamatan Kuok.

“Jika dibatalkan harusnya diberitahu sejak awal,” tuturnya.

Uang pemondokan ini sebetulnya tidak seberapa, hanya Rp 70 ribu perorang sehari, sudah termasuk sarapan pagi, makan siang dan malam Khafilah selama 7 hari, sebutnya.

Sementara, Camat Bangkinang Kota Irianto Pamungkas, SP diwakili Sekcam Rujisman saat dikonfirmasi menyampaikan, bahwa sampai saat ini tidak ada informasi pembatalan dari Kecamatan Kuok dan Kecamatan Kampar Kiri Hulu.

Kami ditunjuk sebagai tuan rumah, slah satunya diberi tugas mencari rumah/pemondokan para Khafilah peserta MTQ. Untuk rumah/pemondokan dewan hakim sudah clear.

Untuk rumah/pemondokan para Khafilah putra dan putri, kami telah mensurvey rumah-rumah yang ada di Kelurahan Langgini, Kelurahan Bangkinang dan Desa Kumantan bekerjasama dengan pihak Desa/Kelurahan.

Setelah disurvey dan bertemu pemilik rumah, kami memyampaikan bahwa rumah-rumah tersebut akan dijadikan rumah/pemondokan para Khafilah. Juga disampaikan rumah-rumah tersebut dipesan oleh pihak Kecamatan yang selanjutnya segala sesuatunya dibicarakan antara pemulik rumah dengam pihak Kecamatan yang akan menempati.

Rumah yang telah ditunjuk itu kami semprot, dikirim masker, hand sanitizer katena kami beranggapan Kecamatan tersebut mau menempati dan belum ada pembatalan sampai saat ini dari pihak Kecamatan.

Disampaikan, ada 6 Kecamatan yang akan mencari rumah/pemondokan khafilahnya masing masing yakni, Kecamatan Perhentian Raja, Kampar Kiri Tengah, Gunung Sahilan, Bangkinang, XIII Koto Kampar, Kampar Utara dan Kecamatan Tapung, sisanya dicari oleh Kecamatam Bamgkinang Kota sebagai tuan rumah, termasuk Kecamatan Kuok dan Kampar Kiri Hulu.

“Kita tidak tau apa alasan dua Kecamatan itu membatalkan,” tukasnya. (Syailan Yusuf)

print