Friday , February 14 2025
Home / Daerah / ROKAN HILIR / Anak Kelas 5 SD Tanjung Medan Tewas Setelah Diperkosa di Kebun Sawit

Anak Kelas 5 SD Tanjung Medan Tewas Setelah Diperkosa di Kebun Sawit

ROHIL, BerkasRiau.com – Seorang anak kelas V Sekolah Dasar Negeri 033 Tanjung Medan, Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau, yang sempat dihebohkan hilang, ditemukan sudah tidak bernyawa dalam keadaan perut terbelah dengan kondisi usus keluar.

Anak perempuan bernama Alika Liviana, berumur 10 tahun itu ditemukan masih menggunakan pakaian seragam sekolah dalam semak kebun sawit milik Manggara Tumpang Limbong, di Dusun Rejosari, Desa Tanjung Medan Utara, Kecamatan Tanjung Medan.

Alika Liviana, yang masih duduk di kelas V SD itu, korban merupakan cucu dari nenek qoriah, sebelumnya dihebohkan hilang pukul 12.30 wib, setelah pulang dari sekolah pada Rabu (24/10) tetapi tidak pulang pulang ke rumah.

Mengetahui hal tersebut, nenek yang selama ini merawat korban, dibantu masyarakat lainya mencari keberadaannya. Setelah pencarian hingga pukul 23.30 wib malam, korban ditemukan tewas mengenaskan dalam keadaan celana melorot ke bawah yang diduga kuat korban sudah diperkosa sebelum dicekik menggunakan jilbab warna coklat.

Dugaan pembunuhan itu terungkap setelah kepolisian melakukan penangkapan terhadap HAL (32) pada, Kamis (25/10/18) sekira pukul 03.15 Wib, di rumahnya, yang terletak di Dusun l Rejosari, Desa Tanjung Medan Barat, Kecamatan Tanjung Medan, Kabupaten Rokan Hilir.

Informasi yang dirangkum Kapolres Rokan Hilir AKBP Sigit Adiwuryanto, SlK MH mengatakan, kronologis penemuan jesad seorang anak perempuan, bahwa telah ditemukan di dalam kebun sawit. Informasi tersebut didapat dari masyarakat.

Atas informasi itu kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara dilapangan, dengan mencari keterangan sejumlah saksi-saksi dan berhasil mendapatkan keterangan dari seorang saksi bernama Bahari Maulana.

Menurut Bahari Malau, saksi yang mengatakan melihat korban melintas pondok tempatnya bekerja, menggunakan seragam pramuka menuju pulang ke rumahnya. Tidak begitu lama mendengar suara jeritan seorang perempuan yang berasal dari tempat timbangan HAL bekerja.

Karena tak menaruh curiga suara jeritan itu, saksi tidak mempedulikan jeritan tersebut. Setelah heboh penemuan jenazah seorang anak perempuan didekat areal HAL, bekerja. Kemudian saksi mulai merasa curiga terhadap HAL, yang terlalu lama kembali untuk membawa sawit kepondok yang hanya berjarak 150 meter.

Tersangka pada saat ditanyakan, awalnya tidak mengaku melakukn pembunuhan terhadap korban, setelah ditemukan didalam rumahnya satu helai baju kaos yang digunakannya untuk bekerja warna putih dan ada bekas lima jari tangan bintik-bintik darah anak perempuan.

Selain itu, barang bukti ditemukan berupa satu helai celana panjang warna abu Rokok, satu helai celana dalam warna biru muda, satu buah pisau karter warna merah, satu pasang seragam sekolah pramuka warna coklat, satu helai jilbab warna coklat dan barang lainya milik korban.

Dia juga mengaku, telah memotong perut korban menggunakan pisau cutter yang dibelinya dikedai Hendri dipondok cabe. Lalu, pisau itu digunakan untuk membelah perut korban sebelum memperkosanya.

Lebih jauh tersangka juga mengaku bukan hanya sekali melakukan itu, sebelumnya dia juga sudah pernah menghabisi nyawa seorang wanita penderita gangguan jiwa dengan membunuh dan memperkosanya.

“Untuk mempertanggung jawabkan atas perbuatanya tersangka, guna pengusutan lebih lanjut kini tersangka di bawa ke Polsek Pujud,” tandas Sigit. (ton).

print