SALO, BerkasRiau.com – Pengerjaan rehab jembatan gantung di Desa Ganting, Kecamatan Salo diduga meninggal berbagai persoalan. Pasalnya, usai direhab, masyarakat justru mengeluhkan kurang maksimalnya pengerjaan jembatan yang menghubungkan Desa Ganting menuju Kampung Pulau Tengah, tempat warga berkebun dan bercocok tanam.
“Papannya dipasang jarang-jarang, ditakutkan ban kenderaan warga slip antara celah yang menganga. selain itu, jembatan juga lebih kendor dari sebelum direhab,” ujar seorang warga di sana yang tak mau namanya disebut saat menemani kami melakukan pantauan lapangan, Selasa (31/1).
Ditambahkannya, kabel pengaman sebelah barat jembatan yang telah lapuk juga tidak diganti oleh pihak kontraktor. Selian itu, sambungan antar papan juga tidak terkunci dengan baik.
“Mestinya permasalahan sebelum rehab, seperti kondiri lantai jembatan, kabel pengaman kuatnya ayunan jembatan ketika dilintasi warga tidak ditemukan lagi setelah direhab. Nyatanya keluhan-keluhan masyarakat sebelum direhab masih ditemukan lagi setelah direhab,” ujar warga yang mengaku saban hari melintasi jembatan ini.
Dari penulusan kami, proses pengerjaan jembatan ini yang diduga mengabiskan dana APBD Kampar tahun 2016 ini sarat dengan permasalah. Dari pengakuan sebuah sumber, pengerjaan rehab jembatan sempat ditolak oleh warga setempat, sebelum perundingan antar pihak pemegang tender dan pemilik lahan dilakukan.
Persoalan selanjutnya, bahan-bahan kebutuhan proyek seperti kayu, papan, semen dan lain sering dicuri. (cr1).
Editor: Defrizal