Bangkinang (BR) – Menanggapi pernyataan Eka Sumahamid tentang kebobrokan kepemimpinan golkar dibalas oleh Ahmad Fikri, Ketua DPRD Kampar menilai mantan sekretaris DPD II Golkar Kampar itu sama dengan menepuk air didalam dulang. Hal itu disampaikan Ahmad Fikri kepada Berkas Ria.com ketika dihubungi melalui telpon selulernya, Kamis (29/9/2016).
“Pernyataan Eka itu sama dengan menepuk air didalam dulang, ketika Eka menyebut kepemimpinan onga bobrok berarti dia termasuk bobrok, karena dalam organisasi partai dia merupakan dapur partai, kan dia sekretaris Golkar tanyalah sama dia,” ujar Fikri.
Fikri menjelaskan, bobroknya kepemimpinan golkar dimasanya seharusnya bukan dinilai oleh orang dalam, yang menilai seseorang itu berhasil atau tidaknya memimpin akan ditentukan oleh orang lain, bukanlah orang dalam yang menilai.
“Kalau orang dalam yang menilai berarti dia sama bobroknya dengan kita, malahan dia malah yang lebih bobrok dari kita, karena dia telah menceritakan kegagalannya atau aibnya sendiri kepada orang banyak, tapi kalau orang lain yang menilai kita bobrok itu baru benar,” jelas lelaki yang akrab disapa dengan onga itu.
Lebih lanjut, Onga juga mengakui dengan status Eka Sumahamid, bahwa semenjak mengantarkan calon bupati dan wakil bupati yang diusung oleh golkar ke KPU, DPD II Golkar sudah mengeluarkan surat untuk menggantikan Eka dari jabatannya sebagai sekretaris.
“Semenjak kita mengantarkan calon bupati dan wakil bupati yang diusung oleh Golkar semenjak itu posisi Eka lansung digantikan oleh Revol,” tutur onga lagi.
Onga mengakui sebenarnya tidak lagi mau mengurus Eka, karena saat ini bukannya masa mengurus EKa, akan tetapi lebih mengurus bagai mana cara untuk memenangkan pasangan Aziz – Catur untuk menjadi bupati dan wakil bupati Kampar nantinya.
“Janganlah kalian membahas Eka juga lagi, kiat lebih mengutamakan kemenangan Aziz – Catur ini,” tandas Onga.
Sekedar diketahui, pada pemberitaan sebelumnya, Eka Sumahamid mengakui dirinya keluar dari golkar bukan karena dipecat, akan tetapi dia lebih memilih untuk mengundurkan diri karena tidak sepaham dengan kebijakan pengurus partai.
Dan bahkan pada pemberitaan sebelumnya Eka juga menilai Fikri juga lemah menjaga dan merawat mesin-mesin politik Golkar hingga ke basis-basis terkecil Golkar di desa-desa.
“Bobroknya kepemimpinan Ahmad Fikri juga terjadi di parlemen. Itu juga yang menyebabkan lemahnya kepemimpinan dan fungsi DPRD dalam mengawal jalannya Pemerintahan Kabupaten Kampar,” ungkap Eka pada pemberitaan sebelumnya.
Editor : Defrizal