Kampar, BerkasRiau.com – Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Kampar mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), melalui hidup bersih dan sehat serta menjaga kebersihan lingkungan.
Dedy mengatakan, tingginya curah hujan terutama di wilayah endemis DBD dikhawatirkan akan semakin memudahkan nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.
“Apabila perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti sudah bertambah banyak, tentu potensi penularan penyakit DBD akan semakin besar,” ujar Kepala Diskes Kampar, Dedy Sambudi, didampingi Kepala Bidang (Kabid) pengendalian dan pencegahan penyakit, Rahmat, S.KM, M.KM, Rabu (22/1/2020).
Kegiatan 3M plus merupakan upaya paling tepat dilakukan, ujarnya.
Gerakan 3M Plus tersebut, lanjut Dedy, yakni menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali, menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air yang dapat dijadikan sebagai wadah bertelurnya nyamuk DBD.
“Plusnya adalah menggunakan kelambu saat tidur pagi atau sore bagi anak atau bayi, menggunakan obat anti nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik. Selain itu, lakukan pemantauan jentik nyamuk DBD,” terangnya.
Dijelaskan, penyakit DBD ini tidak bisa diberantas hanya dengan melakukan pengasapan atau fogging saja tanpa disertai dengan tindakan dan penerapan gerakan 3M Plus.
“Mari bersama-sama kita memantau dan melaporkan jika ada indikasi demam ke arah DBD sehingga bisa segera ditangani dan diobati,” pintanya.
Mencegah mewabahnya Demam Berdarah Dengue (DBD), perlu adanya suatu upaya preventif, kata Kabid pengendalian dan pencegahan penyakit, Rahmat, S.KM, M.KM. Untuk mengantisipasi dengan cara :
1. Secara aktif melakukan kegiatan gotong royong/Jumat bersih dilingkungan RT maupun dilingkungan rumah masing-masing.
2. Memberantas jentik dilakukan dengan cara 6 M yaitu menguras, menutup, memanfaatkan, mengganti, menaburkan dan menghindari artinya :
– Menguras bak mandi seminggu sekali,
– Menutup penyimpanan air rapat-rapat,
– Memanfaatkan kembali/membuang pada tempatnya (Kaleng, ban bekas, dll)
– Mengganti air Vas bunga & Pot tanaman air setiap hari.
– Menaburkan bubuk Abate kedalam genangan air.
– Menghindari gigitan nyamuk.
3. Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)
– Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air,
– Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate,
– Bubuk akan menempel di dinding bak/ tempayan/kolam.
– Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan,
4. Kurangi tempat untuk nyamuk beristirahat.
– angan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia),
– Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah,
– Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu,
– Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00),
– Pengasapan (disebut fogging) hanya mematikan nyamuk dewasa, jentik nyamuk perlu diberantas,
– Hindari tidur jam 08.00-10.00 dan pukul 15.00-17.00, karena waktu tersebut biasanya nyamuk DBD mencari makan.
5. Memberi himbauan kepada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. (Syailan Yusuf)