Labuhanbatu, BerkasRiau.com – Dalih pembuatan waduk untuk kepentingan petani agar melancarkan proses masa tanam padi, Alsintan milik Dinas Pertanian Labuhanbatu berupa alat berat Excavator Mini PC 160, namun diduga digunakan untuk kepentingan lain oleh Ketua Kelompok Tani (Koptan) Sumber Rezeki Desa Meranti Paham Kecamatan Panai Hulu.
Pasalnya, Koptan Sumber Rezeki justru menggunakan Alsintan untuk pekerjaan individu serta mendapat bayaran mencapai puluhan juta rupiah sebagai sewa alat berat.
Diketahui, Koptan Sumber Rezeki mengajukan permohonan bantuan Alsintan ke Dinas Pertanian Labuhanbatu untuk pembuatan waduk dengan ukuran 3 meter X 50 meter di Desa Meranti Paham Kecamatan Panai Hulu sejak Januari 2019 lalu. Namun, hingga sampai saat ini pengerjaan waduk dimaksud belum juga selesai.
Informasi dirangkum menyebutkan bahwa Koptan Sumber Rezeki sejak mendapatkan Alsintan bukan digunakan untuk kepentingan petani seperti pengajuan permohonan ke Dinas Pertanian Labuhanbatu yaitu pembuatan waduk melainkan digunakan untuk pekerjaan kepentingan individu seperti pembuatan parit depan salah seorang kediaman warga, Stacking (pembuatan parit dan pemetakkan) di lahan perkebunan milik warga.
Atas pekerjaan tersebut, Koptan Sumber Rezeki mendapat bayaran mencapai senilai Rp 64 juta sebagai sewa alat berat. Padahal, pembuatan waduk sangat diperlukan petani untuk proses masa tanam padi.
Waluyo, Operator alat berat yang diberhentikan oleh Koptan Sumber Rezeki mengungkapkan Alsintan Distan Labuhanbatu tersebut digunakan untuk pekerjaan bisnis di tujuh belas titik lokasi seputaran Kecamatan Panai Hulu dan Kecamatan Panai Tengah. Ia juga mengaku merasa heran saat dirinya diperintahkan mengemudikan alat berat untuk pekerjaan bisnis.
“Saya heran kenapa beko ini bukan untuk pekerjaan pembuatan waduk tapi untuk pekerjaan bisnis mendapat sewa bayaran. Seingat saya bayaran sewa beko kurang lebih Rp 64 juta di 17 orang seputaran Kecamatan Panai Hulu dan Panai Tengah,” ujarnya.
Ketua Koptan Sumber Rezeki Boniran saat dihubungi guna meminta penjelasan kemarin menyangkal bahkan membantah menggunakan alat berat Distan Labuhanbatu untuk pekerjaan bisnis. Ia berdalih alat berat tersebut digunakan untuk pekerjaan ditengah-tengah masyarakat meminta bantuan.
Ia juga mengaku alat berat tersebut belum dipergunakan untuk pekerjaan pembuatan waduk disebabkan lokasi pekerjaan sedang banjir pasang surut sungai barumun.
Namun,ia tak menampik atas pekerjaan bisnis pihaknya mendapat bayaran sebagai sewa alat berat dari individu senilai Rp.64juta. Meskipun begitu, ia masih berkilah jumlah uang yang diterima senilai Rp.64 juta tersebut belum termasuk untuk BBM dan kerusakan sparepart alat berat.
“Abangkan belum menghitung pembelian untuk minyak, kerusakan dan Operator,” cetusnya.(Dha/ton).