Monday , April 21 2025
Home / Daerah / K A M P A R / Datuk Lintang Kampau dan Gindo Botuah Persukuan Domo Air Tiris Dinobatkan

Datuk Lintang Kampau dan Gindo Botuah Persukuan Domo Air Tiris Dinobatkan

Kampar, BerkasRiau.com – Pucuk Adat Persukuan Domo Kenegerian Air Tiris, Imam Datuk Rajo Malano secara resmi menobatkan Datuk Lintang Kampau dan Gindo Batuah.

Penobatan tersebut disaksikan oleh Sekda Kampar Datuk Yusri, Datuk Indokomo dan Datuk Bandara Hitam di rumah Soko Domo Dusun I Desa Nambai Kecamatan Kampar, Minggu (17/2/19).

Adapun gelar Datuk Lintang Kampau dipangku oleh Agra Desrian dan Datuk Gindo Batuah dipangku oleh Almuafi Saukani.

Penobatan Datuk Lintang Kampau yang merupakan bayang-bayang domang yang dahulunya dipangku oleh Bukhori yang telah meninggal dunia.

Sesuai dengan pepatah adat, ramo-ramo sikumbang jati, kotik endah pulang bakudo, patah tumbuoh ilang bagonti, soko dipulangkan ka nan punyo. Maka hal yang sama juga bagi Dt Gindo Batuah Almuafi Saukani.

Sekdakab Kampar Yusri yang juga bergelar Datuk Bandaro Mudo dalam arahannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada para ninik mamak yang bertugas dalam menyempurnakan kelembagaan di kenegerian masing-masing khususnya di Kenegerian Air Tiris.

Kalau sudah dinobatkan otomatis sudah menjadi tempat batanyo, mangadu jo basandau. Adat tidak boleh padam sebesar apapun gelombang, tidak ada kerja yang tidak selesai. Dalam arti ninik mamak bersatu padu dengan anak kamanakan dalam sumpah “keras indak bisa tatakiok, lombok ndak bisa disudu”.

“Yang bisa menggugurkan ninik mamak secara adat ada empat, yakni pertama berzina, kedua mencuri, ketiga ladang indak bapamatang serta mahmud cupak mamping gantang malio alio adat,” ucap Yusri.

Datuk Yusri mengimbau kepada seluruh ninik mamak untuk selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan. “Ninik mamak disatukan dengan sebaik mungkin, anak dipangku kemanakan dibimbiong. Jangan lakukan kebiasaan menjual tanah pesukuan maupun tanah soko.

Selain itu, ninik mamak juga diharapkan untuk tidak menikahkan anak kemanakan yang ingin kawin sesuku. “Kalau ingin menikah juga (sesuku, red) pergilah jauh dari kampung. Bak kato jonjang balumuik ndak kan dijonguok,” terang Yusri.

“Selaku Payung Panji Adat di Kabupaten Kampar menghimbau mari kita jaga falsafah adat yang sangat erat kita pegang, yakni tali bapilin tigo, tigo Tungku Sajorangan, Pemerintah, Alim ulama dan Ninik mamak bersatu dan bersinergi membangun Kampar yang sejahtera dan maju,” tutup Yusri.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat dan dilanjutkan dengan makan bersama sebagai tanda syukur atas penobatan Ninik mamak (Disk/Rano).

print