XIII Koto Kampar, BerkasRiau.com – Warga Desa Koto Masjid di Kecamatan XIII Koto Kampar mengaku keberatan dengan harga jual gas elpiji tabung melon oleh pangkalan yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebesar Rp24 ribu rupiah.
Kata warga yang tidak ingin namanya dipublis ini, BUMDes sebagai perpanjangan tangan pemerintahan desa seharusnya patuh dan taat pada regulasi pemerintah yang lebih tinggi, dimana telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk wilayah XIII Koto Kampar.
“Orang rumah saya biasa beli 24 ribu. Itu kan sudah tidak sesuai aturan,” ujar warga ini kepada wartawan, Rabu (25/3/2020).
Menurut warga ini, harga jual elpiji yang dianggapnya ketinggian ini sudah sering diprotes namun hingga kini, sebut dia, belum direspon oleh pihak pengelola BUMDes.
Warga ini berjanji, kedepan akan memvideokan pada saat ia membeli tabung gas melon di pangkalan milik BUMDes ini. Video itu, kata dia sebagai pertimbangan bagi pihak-pihak berwenang nantinya untuk mengambil tindakan sesuai aturan yang berlaku.
“Tujuan pemerintah kan untuk membantu warga. Makanya ditetapkan harga terjangkau ada HET-nya. Semestinya itu saja yang diikuti. Jangan melenceng,” kata dia marah.
Pihak BUMDes ketika kami konfirmasi menjelaskan, harga tabung melon dijual berdasarkan standar harga sesuai HET di wilayah XIII Koto Kampar.
“Sesuai dengan harga (HET) yang ditentukan oleh agen pak,” ujar Direktur Bumdes, Khairul Rahmad.
Dia lalu menjelaskan harga HET di wilayah XIII Koto Kampar sebesar Rp20 ribu 600 rupiah.
“Harganya bisa dilihat sesuai dengan Peraturan Bupati Kampar. Untuk wilayah 13 Koto Kampar harga HET-nya 20.600,” jawab Khairul.
“Kami (jual) sesuai dengan harga HET pak, HET- nya 20.650. Maka 21.000 kami jual pak,” ucap dia lagi
Kami telah berupaya meminta penjelasan kepala desa perihal keluhan warga ini. Namun, kepala desa yang kami hubungi melalui WA tidak merespon. Pesan yang kami kirim hanya dibaca oleh Arjunalis tanpa dibalas. (moreno)