Kampar Kiri Tengah, BerkasRiau.com -Ironis, kondisi sebuah posyandu di Dusun III Desa Penghidupan Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar masih jauh dari kondisi layak. Selain kecil, kondisi bangunan Posyandu bernama posyandu ‘Kasih Ibu’ tergolong sudah tua.
Cat dindingnya terlihat lusuh dan kusam, atapnya berkarat dan beberapa titik dindinya terlihat ada yang rusak.
Berdasarkan penulusuran BerkasRiau.com, Posyandu ini sendiri adalah fasilitas cek kesehatan/pertumbuhan sekaligus tempat imunisasi anak Bawah Usia Lima Tahun (Balita) yang melayani dua dusun, yaitu Dusun III dan Dusun IV.
Kepala Desa Penghidupan, Suljupri menyebut, pihaknya untuk saat ini belum bisa memperbaiki Posyandu tersebut, dikarenakan lahan tempat berdirinya Posyandu sekarang adalah lahan yang statusnya hanya pinjam pakai dari masyarakat.
”Itu tanahnya pinjam pakai ke masyarakat. Jadi ndak bisa kita buat di situ lagi. Pinjam pakainya 10 tahun, sejak 2008, tentu sudah habis sekarang,” ujar Suljupri, kepada wartawan, Kamis (27/2/2020).
Oleh karenanya, Suljupri mengaku sedang mencari lahan yang bisa dipergunakan untuk membangun posyandu permanen yang layak dan representatif dalam melayani ibu dan anak di dua dusun.
Jupri menjelaskan, rencana pembangunan Posyandu dimaksud sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes).
Dari pengakuan Suljupri, selama menjabat sebagai kepala desa sejak kurun waktu setahun yang lalu itu, ia sudah membangun satu unit posyandu permanen dan dan akan terus ia lanjutkan membangun posyandu-posyandu lainya di Desa Penghidupan yang berpedoman pada RPJMDes.
”Kita terimakasih sekali sudah diingatkan oleh kawan-kawan media,” ucap Suljupri mengakhiri.
Desa Penghidupan, pada Tahun Anggaran 2019 lalu memiliki Aggaran Belanja Desa sebesar Rp1,7 miliar lebih. Informasi itu kami dapatkan dari papan informasi desa yang terpajang di depan Kantor Desa Penghidupan sendiri.
Pantuan di desa itu, Kepala Desa Suljupri tergolong baik dalam membina dan mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Di desa ini ada tiga jenis usaha yang mereka kelola melalui Badan Usaha Desa yang bernama BUMDes Hayati. Pertama, ada unit usaha simpan pinjam. Kedua, ada Unit Warung Serba Ada (Waserda) yang menyediakan pupuk, pakan ikan, pakan ayam, bahan-bahan pertanian serta pestisida. Ketiga, ada usaha jasa peminjaman/sewa alat-alat pertanian dan handtracktor.
BUMDes Hayati ini menjalankan kegiatan usahanya di tiga toko berjejer di satu lokasi.
Tidak seperti BUMDes di beberapa desa yang jarang buka, BUMDes di sini aktif dan selalu buka pada hari dan jam kerja untuk melayani masyarakat Desa Penghidupan dan sekitarnya. Masyarakat pun terpantau sibuk datang dan pergi silih berganti mengunjungi BUMDes ini setiap harinya. (Sanusi)