Pekanbaru, BerkasRiau.com – Lahan di Jalan Pemuda Ujung, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, terbakar. Setidaknya 40 hektare semak belukar dan tanaman sawit ludes akibat kebakaran lahan yang terjadi sejak akhir pekan lalu itu.
Sebelum petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Damkar Pekanbaru datang, beberapa warga bersama masyarakat peduli api (MPA) saling bahu memadamkan kebakaran lahan itu.
Beberapa warga khawatir api merembet ke pemukiman karena sangat dekat dengan perumahan. Ember dan mesin air mini digunakan agar api tak membesar.
Warga setempat, Mahfudin, menyebut api mulai membesar sejak Minggu petang, 6 Oktober 2019. Api merembet dari lahan kosong di pinggir sungai lalu memutar ke arah kebun sawit serta semak belukar berstruktur gambut.
“Apinya memutar kayak leter O gitu mengarah ke depan. Sore tadi belum ada petugas pemadam (Satgas Karhutla Riau) ke sini,” kata Mahfudin dilansir dari Liputan6.com, Minggu malam.
Mahfudin berharap petugas yang datang pada malam hari segera mengendalikan api agar tidak meluas. Dia menyebut warga siap membantu bersama MPA menggunakan peralatan seadanya.
Dia menerangkan, kebakaran lahan awalnya terpantau 5 hektare. Dengan peralatan seadanya, upaya warga sekitar belum membuahkan hasil dan api kian membesar karena tiupan angin kencang.
“Kami tidak tahu siapa pemilik lahannya, juga tidak bisa disimpulkan apakah kebakaran ini disengaja,” kata Mahfudin.
Menjelang tengah malam, kekhawatiran warga sedikit berkurang ketika personel BPBD dan Damkar Pekanbaru datang. Ada sembilan petugas ke lokasi memakai truk pemadam berisi air.
Menurut Komandan Regu BPBD dan Damkar Pekanbaru, Pati, dia mendapatkan informasi kebakaran lahan dari MPA. Selain truk, ada mesin air berukuran besar dan kecil dibawa petugas ke lokasi.
“Ini sudah tugas kami, bagaimanapun kami siap 24 jam untuk pemadaman,” sebut Pati.
Luasan lahan terbakar di lokasi diperkirakan kian bertambah. Pasalnya api masih menyala meski sudah dipadamkan dan terus merembet membakar semak yang kering karena sudah beberapa hari hujan tidak turun.
Dugaan Pati, kebakaran lahan ini disengaja. Dia menilai ada oknum tak bertanggungjawab membakar lahan di sana untuk membersihkan semak belukar di lokasi.
Pati berharap janganlah masyarakat di Pekanbaru membakar lahan. Pasalnya kabut asap akibat kebakaran lahan sudah pernah dirasakan efeknya oleh jutaan warga Pekanbaru beberapa pekan lalu.
“Mudah-mudahan malam ini bisa dipadamkan, kalau masih berapi dilanjutkan besok pagi dan pendinginan,” ucap Pati.
Kebakaran lahan ini memicu kabut asap di Pekanbaru. Udara di sekitar lokasi kebakaran diselimuti bau tak sedap. Partikel kebakaran bercampur dengan embun sehingga membuat jarak pandang pada Senin pagi hanya empat kilometer saja.
Seperti dikeluhkan Susanti. Dia menyebut udara di perumahannya tercium bau asap hasil kebakaran lahan sehingga harus memakai masker lagi untuk beraktivitas di luar ruangan.
“Sepertinya ada campuran kebakaran lahan, udaranya juga kabur,” ucap Susanti.
Staf Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Mia Vadilla, menyebut bau itu timbul karena percampuran partikel uap air dengan asap dari kebakaran lahan.
“Di Pekanbaru memang ada terdeteksi titik panas indikasi kebakaran lahan,” ucap Mia.
Berdasarkan pantauan satelit, ada 2 titik panas di Pekanbaru. Selanjutnya di perbatasan Pekanbaru, yaitu Kabupaten Kampar ada 3 titik panas dan Pelalawan 7 titik panas.
“Selanjutnya di Indragiri Hilir 2 titik, Bengkalis 4 titik, Kuantan Singingi 1 titik, Rokan Hilir 2 titik, Siak 1 titik dan Indragiri Hulu 6 titik,” sebut Mia.
Tak hanya Riau, sejumlah provinsi di Pulau Sumatra juga masih terpantau ratusan titik panas. Indikator kebakaran lahan ini tersebar di Bengkulu 13 titik, Sumatra Barat 26 titik dan Sumatra Utara 2 titik.
“Paling banyak itu ada di Lampung 87 titik, berikutnya di Sumatera Selatan 74 dan Jambi 56 titik,” sebut Mia.
Sumber: liputan6.com