Wednesday , January 15 2025
Home / Daerah / PEKANBARU / Pukau Milenial Pekanbaru, Ini Kata Sutradara Asal Minangkabau tentang Jokowi

Pukau Milenial Pekanbaru, Ini Kata Sutradara Asal Minangkabau tentang Jokowi

Pekanbaru, BerkasRiau.com – Kisah hidup John De Rantau, pria berdarah Minangkabau, yang kini jadi Sutradara terkenal di Indonesia, menginspirasi ratusan kaum Milenial di Pekanbaru di Warkop 45 Pekanbaru, Sabtu (06/04/19) malam.

Mereka tampak terpukau saat mendengar kisah hidup, nasihat termasuk pengakuan pria kelahiran Padang ini tentang sosok Jokowi.

Menjadi Sutradara dengan salah satu karyanya yang terkenal yaitu film ‘Denias – Senandung Diatas Awan’, film yang terpilih diusulkan Indonesia sebagai Best Foreign Film ke ajang Academy Awards ke 80 itu, ternyata butuh kerja keras

Lahir dari keluarga sederhana, alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini ternyata memiliki kisah hidup yang sama pula dengan Calon Presiden pilihannya, Ir Joko Widodo, yaitu, dari keluarga sedehana dan sukses berkat kerja keras.

Sebelum Ia dikenal sebagai sutradara yang sukses membuat sejumlah film berkualitas, Ia mengaku sering mengalami jatuh bangun dalam karir dan hanya mengandalkan kerja keras.

“Ayah saya gak bisa baca tulis, Ibu saya pedagang lontong pecal. Hanya Passion (mencintai pekerjaan, red) yang saya punya. Karir saya di dunia film, bakat cuma 10 persen. Sisanya 90 persen ‘Karajo, Karajo, Karajo’ (Bahasa Minang dari Kerja, red). Kayak Jokowi, yang bukan siapa-siapa, hanya orang biasa yang kerja keras,” ucap Sutradara yang pernah tinggal di lingkungan salah satu Pasar Ikan di Pekanbaru ini.

Ia sengaja diundang oleh Relawan Jokowi – Maruf Pekanbaru dalam acara Bincang Kreatif dan Ngopi Bareng.

Acara ini digelar oleh komunitas Relawan Jokowi – Maruf, antara lain ; Musikopi Seniman Riau 01, Video Maker Pekanbaru Ary Sandy, Musisi Riau Rino Dezapati dan Ferrik Rivano, Pengamen 01, Ketua Umum Relawan Suara Untuk Negeri (SUN) Nur Pandysyah dan H Sahrin, Direktur Relawan TKD Riau sekaligus Ketua DPC Projo Pekanbaru.

Kepada kaum Milenial, John menceritakan pengalaman hidupnya termasuk pandangannya terhadap Jokowi.

“Saya agak beda. Saya tinggalkan dunia sinetron meski uang disitu banyak. Saya memilih hanya bikin 1 film dalam setahun. Dan, saya orang yang sering protes dengan film-film horor. Karena tak mendidik,” ucapnya.

Kemudian, Ia pun memberikan sedikit nasihat dalam menciptakan karya video atau film yang berkualitas.

“Belajar, kerja keras dan produksi yang sederhana saja dulu. Sederhana, natural lebih bagus. Jangan rumit. Alatnya belakangan. Jangan langsung pakai standar profesional. Lokasi yang bagus, artis yang cantik, kamera yang canggih, itu nanti. Sederhana aja dulu,” katanya.

Soal Jokowi, John mengungkapkan bahwa keberpihakan Jokowi terhadap Industri kreatif cukup besar.

“Di jaman Pak Jokowi, saya melihat ada dorongan untuk Industri Kreatif yang sangat luar biasa. Jadi, anak-anak muda seperti kalian bisa terbantu,” katanya.

Ia juga menjelaskan kenapa pilihan hatinya jatuh kepada Jokowi-Maruf.

Dari sejarah hidupnya, John ternyata aktif hadir dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Mulai dari ikut mendemo Presiden Soeharto lalu menyimak kebijakan Presiden Habibie, Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono.

“Nah, giliran Jokowi ini, dalam waktu singkat bisa mewujudkan pembangunan. Periode pertama, dia siapkan infrastruktur dan periode ke dua ini, pasti akan lebih baik termasuk untuk seniman. Kita tak khawatir,” jelasnya.

Dari sudut pandang Seni, John menjelaskan, Seniman adalah komunitas yang bisa membaca simbol atau fakta dari sebuah peristiwa. Sehingga, katanya, kepemimpinan Jokowi selama ini, dinilai kaum seniman sebagai sesuatu yang nyata.

“Seniman kan ahli me-rekayasa sebuah kehidupan baru di sebuah layar, yang seakan-akan menjadi nyata. Kita tahu lah mana yang benar atau tidak,” katanya.

“Apalagi kali ini, Jokowi didampingi Ulama. Saya lebih yakin. Jujur, kami orang Minang ini, kemana pun pergi merantau pasti dibekali pendidikan akhlak dari agama oleh orang tua kita. Salah satu alasan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diturunkan yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia. Jadi apa kita kalau tanpa Akhlak,” sambungnya.

Tak hanya itu, sebagai seorang sutradara profesional, Ia mengaku, ada satu hal yang menurutnya paling berkesan dan begitu nyata dari diri Jokowi.

“Video dia payungi diri sendiri di beberapa acara itu, sebagai bukti bahwa dia lebih suka melayani diri sendiri daripada dilayani orang lain. Itu aksi asli tanpa dibuat-buat. Itu yang sangat berkesan bagi saya,” kata Sutradara Film ‘Denias Senandung Diatas Awan’ ini.

Dari aksi Payung itu, Jokowi menurutnya adalah pemimpin yang orisinil tak begitu suka dilayani dan memilih melayani banyak orang.

“Dia (Jokowi, red) inspirasi dunia. Banyak pemimpin dunia mencontoh dia. Karena gayanya gak dibuat-buat. Jokowi buat saya bukan Presiden, tapi pelayanan Rakyat,” tegasnya.

Selain bincang bersama John, acara ini juga diisi dengan sumbangan lagu para pengamen jalanan, orasi pentolan Relawan dan Musikalisasi mengenang hilangnya Widji Tukul, Sastrawan dan Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang diduga diculik saat tumbangnya Rezim Soeharto pada tahun 1998 silam.

Saking ramainya kaum muda yang hadir, sejumlah relawan terpaksa mengalah berdiri dan duduk di meja luar.

Terpisah, Direktur Relawan TKD Riau H Sahrin mengungkapkan, acara ini sengaja digelar untuk membuka mata dan hati kaum Milenial terhadap kesungguhan Jokowi – Ma’ruf Amin mendorong bangkitnya Industri Kreatif di Era Digital.

“Kesaksian sosok John dengan pengalaman hidupnya ini sebagai salah satu dari sekian banyak Seniman yang mendukung Jokowi-Ma’ruf sengaja kita hadirkan,” ungkap Sahrin.

Acara ini, lanjutnya, juga sebagai ajang kegembiraan memotivasi Relawan jelang pencoblosan.

“Lihat begitu semarak, segar dan orasi baik tanpa memburukkan calon lain. Setelah ini, kita kawal suara dan songsong kemenangan rakyat bersama Jokowi-Ma’ruf. Menang lagi, Jokowi lagi,” tutup Sahrin yang juga Ketua DPC Projo Pekanbaru ini. (dw/rls).

print