KAMPAR, BerkasRiau.com – Gas LPG 3 Kg untuk masyarakat miskin dan usaha mikro langka di pangkalan, dijual mahal ditingkat pengecer. Pangkalan nakal perlu diawasi, jika perlu ditertibkan.
Seorang ibu rumah tangga warga dusun sei Tibun desa Koto Tibun kecamatan Kampar, Inong (45 tahun) didampingi 5 orang teman mengeluhkan kelangkaan itu.
Baru sore kemarin dikirim, paginya sudah habis, katanya kepada awak media, Jum’at (9/11/2018).
Ia mencurigai ada permainan pihak pangkalan. “Bila dijual untuk masyarakat miskin dan usaha mikro, tak mungkin habis secepat itu, ujarnya.
“Jangan-jangan dijual kepengecer yang harganya diatas harga eceran tertinggi (HET)”, katanya menduga.
Terlebih, pihak pangkalan merasa keberatan saat diminta untuk membuka kedainya membuktikan bahwa betul-berul habis.
Sementara itu, pemilik pangkalan membantah menjual ke pihak pengecer.
Mazni, pemilik pangkalan Zummiati di Dusun Palutan Desa Padang Mutung Kecamatan Kampar kepada awak media menyampaikan tidak pernah menjual Gas LPG 3 Kg kepada pengecer
Ia lebih mengutamakan masyarakat miskin dan usaha mikro, dan Gas LPG 3 Kg dijual dengan harga HET yakni Rp 18.400 pertabung.
“Kita tidak pernah jual kepengecer”, ujarnya.
Dijelaskan, pihaknya kontrak dengan PT. Papadaan Perdana sebanyak 840 tabung perbulan, yang mengatur kedatangan dan jumlah kiriman per minggunya pihak perusahaan. Saat ini, kita dikirim setiap hari Kamis.
Ia meminta, agar kiriman dari pihak perusahan kepangkalan dilakukan secara rutin agar kebutuhan masyarakat akan Gas LPG 3 Kg dapat terpenuhi, pintanya.
Hasil investigasi awak media dilapangan, pemilik pangkalan hanya melayani masyarakat saat aktifitas bongkar muat tabung Gas di pangkalan. Gas LPG 3 Kg sangat mudah didapat di tingkat pengecer dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu. Sedangkan di pangkalan plakat ‘Gas Habis’ selalu tergantung. (Syailan Yusuf).