BANGKINANG, BerkasRiau.com – Anggota DPRD Kabupaten Kampar, M. Ramadan dari Komisi III, yang membidangi perdagangan dan perkebunan menyebutkan, kenaikan harga gas elpiji 3 kg ternyata bukanlah peraturan pemerintah, akan tetapi tidak terlepas dari permainan agen – agen yang memasok ke pangkalan gas. Hal itu disebutkan Ramadan kepada Wartawan di Bangkinang, Selasa (14/11).
“Yang menaikan harga gas itu bukan pemerintah, tetapi permainan agen yang ingin meraup keuntungan yang banyak,” tegas Ramadan.
Saat tim komisi III melakukan sidak ke pertamina SPBE Tambang, katanya pihak pertaminan tidak pernah melakukan dan menaikan harga gas.
“Orang SPBE sudah mengakui kepada kami, kenaikan harga gas itu tidak ada aturan dari pihakbpertamina, yang harus kita benahi adalah agen – agen yang memasok gas itu ke langkalan – pangkalan, kita tidak ingin masyarakat kesulitan untuk mendapatkan gas,” tegasnya.
Ramadan juga menjelaskan, bahwa dinas perdagangan Kampar sudah memasok sebanyak 5.500.000 tabung gas elpiji ke Kampar, namun karena banyak orang kaya yang menggunakan gas 3 tersebut, sehingga membuat masyarakat miskin menjerit.
“Banyak orang yang memiliki pendapatan diatas 1,5 juta perbulan juga menggunakan gas 3 kg, sementara dalam aturannya orang yang memiliki pendapatan diatas 1,5 juta tidak boleh membeli gas 3 kg. Tapi itu yang belum bisa terbenahi,” ujar politis Partai Amanat Aasional itu.
Sekedar diketahui, sejak beberapa hari lalu masyarakat ekonomi kebawah sudah menjerit untuk mendapatkan gas 3 kg. Selain dari harga yang melambung stok gas juga terbatas.
Padahal sama diketahui harga gas 3 kg sebelumnya hanya 21 ribu, hari demi hari harga gas melit hingga sekarang menjadi 28 ribu per 3 kg.
Hal itu juga diakui oleh salah seorang warga Batu Bersurat, Kecamatan XIII Koto Kampar, Hermandanur.
“Kemaren saya membeli gas cuma harga 21 ribu, tapi sekarang sudah 28 ribu,” kesalnya. (Def)