Saturday , March 22 2025
Home / Daerah / ROKAN HILIR / Jeritan Hati Korban Penggusuran di Perbatasan Riau-Sumut

Jeritan Hati Korban Penggusuran di Perbatasan Riau-Sumut

ROHIL, BerkasRiau.com – Penggusuran bangunan liar di perbatasan Riau-Sumut Kecamatan Bagansinembah Kabupaten Rokan Hilir beberapa waktu yang lalu menimbulkan duka yang mendalam bagi korban penggusuran.

Mereka harus kehilangan tempat tinggal sekaligus tempat mencari nafkah dan anak-anak yang masih sekolah menjadi terganggu karena harus pindah ke tempat yang baru. Bahkan pakaian sekolah dan buku-buku sekolah hancur digilas alat berat.

Rahmat Refi, warga gusuran menilai sikap pimpinan kecamatan sangat menindas masyarakat kecil dan miskin. Masyarakat juga merasa tertipu pada saat menghadiri pertemuan rapat di Desa Bagan Manunggal yang dihadiri hampir semua seluruh warga yang tinggal di perbatasan Riau-Sumut.
Absen dan tanda tangan kehadiran masyarakat dijadikan bahan acuan bahwa masyarakat di perbatasan setuju jika semua dilakukan penggusuran rumah liar maupun warung remang-remang.

“Yang kita ketahui pada saat rapat kami bilang ini tanda tangan buat apa ini, mereka mengatakan itu hanya absen jumlah warga yang hadir bukan ada yang lain tulis nama dan teken,” ujar Rahmat Refi, Kamis (31/8/2017).

Pada saat itu Camat juga mengatakan, ia malu di perbatasan pintu masuk disuguhi wanita berpakaian seksi hanya mengunakan singlet dan lain sebagainya yang tidak sopan.

Dijelaskan Rahmat Refi, pada prinsipnya untuk warung remang-remang siap untuk dibongkar secara suka rela, tapi untuk yang rumah dan warung biasa mohon jangan dibongkar. Akan tetapi sebelum batas waktu jatuh tempo 15 September 2017, semua sudah diratakan.

“Batas waktu belum sampai, bangunan kami sudah dihancurkan dan barang-barang rusak semua,” terang Rahmat Refi.

Sementara itu Nenek Kolijah (60) korban pengusuran juga mengatakan, bahwa sebagian barang-barang miliknya yang diamankan Satpol PP tidak tahu keberadaanya hingga sekarang.

Sekarang wanita yang sudah tua renta itu terpaksa mendirikan tenda darurat di lahan kosong milik warga untuk bertahan hidup dari panas dan hujan.
“Saya sudah lima hari dirikan tenda biru di sini, makan dan tidur juga disini, kemana mau tinggal lagi kita tanah tak punya, kalau kita punya tanah siapa juga yang mau tinggal di pinggir jalan, ” ujar nenek Kholijah dengan sedih.

Sementara Camat Bagan Sinembah Sakinah dikonfirmasi berkasriau.com melalui WhatsApp no 08227668xxxx, hingga berita ini diturunkan belum ada balasan. (ton).

print