BANGKINANG, BerkasRiau.com – Sungguh miris, dalam beberapa minggu ini, gedung dewan perwakilan rakyat Kampar, sepi bak gedung tua yang kosong tak ada tanda-tanda kehidupan. Setelah kami telusuri setiap lorong dan ruang anggota dewan, tak satupun manusia yang berhasil kami temui.
Akhrinya, kami berlanjut memasuki ruang pegawai dan staf juga tak satupun berpenghuni. Setelah memutar-mutar, akhirnya kami menemui dua pegawai diruang bagian umum. Saat kami tanyai, kedua orang pegawai itu tak mengetahui kemana para dewan dan pegawai yang lain berada.
“Ndak tahu kami, kami pun baru datang dari mengantar surat,” jawab pegawai itu ketika kami tanya perihal kemana dewan dan pegawai lainnya menghilang.
Dari sebuah sumber yang ada di disana menyebut, belakangan ini kantor perwakilan rakyat itu sering kosong tak dikunjungi dewan yang digaji rakyat melalui uang pajak itu.
“Kemarin ada heboh-heboh Pansus. Setelah itu, gedung ini sunyi, dewan tak ada yang datang. Katanya sibuk Pilkada,” ungkap dia kepada BerkasRiau.com Jumat (2/12).
Dari sebuah sumber di gedung dewan juga mengakui, banyak dari anggota dewan terlibat dalam pemenangan calon bupati yang diusung oleh partai mereka.
“Banyak yang turun kampanye,” sebut seorang pegawai di sana.
Selain itu, berdasarkan informasi yang kami rangkum, semenjak skandal penolakan sapi Jefry Noer oleh DPRD tensi politik antara kedua lembaga itu kian tegang.
Hingga akhirnya berbuntut pemangkasan sejumlah fasilitas dewan oleh eksekutif. Hingga dikabarkan banyak para dewan yang defisit pendapatan berkisar 7-15 juta.
“Apakah karena itu (pemangkasan sejumlah fasilitas, red) mereka malas masuk? Saya tidak tahu juga,” jawab salah satu petugas kebersihan gedung bundar itu. (cr1)
Editor: Defrizal