PEKANBARU (BerkasRiau.com) – Terkait dugaan salah tangkap yang dilakukan oleh Polresta Pekanbaru terhadap Rahmad (21) pada hari Jumat (18/11) yang lalu, keluarga Rahmad kepada pihak Polresta Pekanbaru untuk minta maaf.
“Saya mau Polresta Pekanbaru segera memintak maaf kepada Rahmad dan mau membersihkan nama baiknya di lingkungan tempat tinggalnya yang sekarang ini, ” ujar Ibu Rahmad, Kamis (24/11).
Dijelaskan Ibu Rahmad, setelah kejadian ini, pihak keluarga beserta Rahmad merasa trauma karena adanya tudingan jelek dari tetangganya, serta dipecatnya Rahmad dari pekerjaannya.
Dijelaskan Rahmad, kejadian tersebut berawal ketika dirinya dijemput petugas saat sedang berada di rumah pada hari Jumat (18/11) sekitar pukul 21.00 WIB. Petugas juga membawa dirinya beserta Doli (21) yang merupakan adek sepupu korban, serta Muhardi (40) selaku paman korban.
“Saat diamankan, petugas berusaha mencari motor korban didalam rumah dengan menunjukkan surat tugas yang dimilikinya. Sementara motor yang dicari tidak berada dirumah, tetapi berada dirumah Riko (32) selaku adek bos korban, ” ujar Rahmad.
Petugas yang mendapatkan informasi langsung melakukan pengejaran ke rumah Riko yang berada di wilayah Panam, Pekanbaru. Saat ditemui, petugas menemukan motor yang dimaksud, diduga sepeda motor jenis Honda Bead BM 3228 TU warna putih biru milik Rahmad tersebut mirip dengan rekaman CCTV yang ada di Bank Teras BRI saat kejadian perampokan berlangsung.
Selain motor yang mengamankan barang bukti, petugas juga membawa Riko. Tidak sampai disitu petugas juga mengamankan bos korban yang bernama Hendar (35) yang berada di Perumahan Jundul Lama, Blok F46, Kecamatan Lima Puluh, untuk dimintai keterangan.
“Semuanya dibawa ke Polresta Pekanbaru, disuruh mengisi data lengkap. Selanjutnya kami diantar pulang kerumah sekitar pukul 04.00 WIB,” jelas Rahmad.
Ditanya soal pemukulan terhadap dirinya, Rahmad mengatakan, “tidak ada dipukul, tapi mereka (Polisi,red) sempat mengacam saya, kalau terbukti melakukan perampokan itu,” tegas Rahmad. (hel).