BANGKINANG (berkasRiau.com) – Hingga saat ini, sudah 204 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang terbentuk untuk menjalankan kegiatan usaha guna memberdayakan ekonomi masyarakat pedesaan.
Demikian yang disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM) Zamhuri, SA.g M.Si kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (20/11/2016).
“Sudah ada 204 yang terbentuk. SK dan surat pendiriannya sudah dikirim ke kita,” sebut Zamhur, Sag. M.Si .
Namun demikian, Zamhuri mengungkapkan, dari 204 BUMDes yang sudah terbentuk, hanya 30-nya saja telah menjalankan kegiatan usahan. 30 BUMDes yang telah aktif itu adalah BUMDes yang memang sudah lama terbentuk jauh sebelum melimpahnya dana seperti saat ini.
“Memang kita akui, 30 Bumdes yang aktif itu adalah BUMDes lama. Sedang BUMDes yang baru terbentuk belum bisa menjalankan kegiatan usaha, karena dana ADD tahap II TA 2016 ini memang belum cair,” akunya.
Lebih jauh Zamhuri menjelaskan, modal awal pendirian BUMDes ini sendiri berasal dari dana ADD, lewat mekanisme penyertaan modal yang dikucurkan oleh kepala desa. Modal awal penyertaan modal bagi BUMDes itu berkisar 60-120 juta.
“Syarat penyertaan modal dari ADD untuk BUMDes itu bisa dikucurkan jika Direktur BUMDes menyerahkan RAB BUMDes, Proposal pengajuan penyertaan modal ke kepala desa. Tanpa proposal pengajuan itu, kepala desa tidak boleh mengucurkan uang ke BUMDes,”pungkas Zamhur. (cr1)
Editor:Defrizal