BANGKINANG (BerkasRiau.com) – Untuk pengembangan wisata alam di Kabupaten Kampar selama ini selalu terkendala oleh pembenasan lahan, sehingga target pemda untuk menjadikan tempat wisata sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) lalu gagal.
Hal itu disebutkan oleh kepala dinas pariwisata Kampar Syamsul Bahri ketika dijambangi BerkasRiau.com di ruang kerjanya, Bangkinang (7/11/2016).
“Upaya kita untuk mengembangkan pariwisata sudah dilakukan, namun selalu terkendala oleh lahan, masyarakat yang punya lahan kadang tidak mau memberikan lahannya kepada pemerintah, sehingga kita tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.
Kendatipun demikiansalah satu trobosan yang dilakukan, dibas pariwisata juga sudah mengukuhkan pok darwis, sehingga segala sesuatu yang terjadi dibawah akan diselesaikan oleh pok darwis itu senduri. Jika tidak tuntas bary dinas yang lansung turun tangan.
Untuk pengembangan wisata alam di Sungai Kopu desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu dirinya mengakui telah memberikan bantuan berupa spedbut dan sampannya.
“Selain itu kita juga sudah mempublikasikan, namun ini masih terkendala oleh lahannya,” akui Syamsul.
“Status lahan juga harus kita tinjau, sebelum mendapat kebebasan kita tidak bisa untuk lansung berbuat, karena kita akan melihat status lahannya, aakah lahannya dalam hutan lindung atau bagai mana, itu perlu kita tinjau,” sambungnya lagi.
Dijelaskannya, untuk sungai kopu akan dibangun dermaga, namun pembangunan dermaga akan dikerjakan oleh dinas perhubungan.(def)