Bangkinang (BerkasRiau.com) – Ironis sekali perekonomian masyarakat XIII Koto Kampar, bahkan separuh masyarakat Batu Bersurat khususnya yang menjadi nelayan terancam akan kelaparan. Pasalnya hampir setahun lebih air PLTA Koto Panjang tidak pernah pasang, sehingga para nelayan tidak pernah lagi mendapatkan tangkapan ikan.
“Sudah hampir setahun kami merasakan penderitaan seperti ini, ikan tidak lagi mau memakan pancing karena air dangat dangkal,” akui Yul salah seorang nelayan ketika dihanpiri BerkasRiau.com Minggu (9/10/2016) kemaren.
Selain air yang dangkal, Sebut Yul, air danau juga menguning karena efek dari aktifitas proyek galian c di Candi Muaratakus, Pongkai Istikoma dan Koto Kampar Hulu.
“Biasanya pendapatan kami dari nelayan bisa mendapatkan penghasilan Rp 200 ribu tiap pagi, tapi semenjak adanya aktifitas proyek galian c pendapatan kami drastis mengalami penurunan, sudah hampir 3 bula saya tidak mendapatkan ikan satu ekorpun,” sebutnya.
Pendapatan nelayan yang biasanya mencapai Rp 3 juta perbulan, sekarang sudah berubah total, bahkan untuk mencari uang Rp. 500 ribu perbulan saja sangat sulit.
“Dalam dua bulan ini sudah hampir 10 unit sepedar motor nelayan ditarik leasing karena mereka tidak mampu membayar bulanan, biasanya mereka bisa membayar bulanan kredit honda,” paparnya lagi.
Penulis : Defrizal