Friday , March 29 2024
Home / Daerah / K A M P A R / Waka Komisi III DPRD Kampar Terima Usulan Replanting Karet ke Sawit dari 2 Desa

Waka Komisi III DPRD Kampar Terima Usulan Replanting Karet ke Sawit dari 2 Desa

BANGKINANG, BerkasRiau.com – Kepala Desa Lubuk Agung, Kecamatan XIII Koto Kampar, Hairyono mengaku resah akibat banyak masyarakat mengeluh kondisi kebun karet plasma di desa itu sudah mulai tidak produktif lagi.

“Kami selaku pemerintah desa merasa resah. Bagaimana nasib rakyat kami ke depan. Kebun ini ditanam sejak tahun 1992, tentu usianya sudah melewati masa produktif,” ujar Hairyono.

Menurut penjelasan Hairyono, di Desa Lubuk Agung sendiri ada sekitar 400 Ha lebih kebun karet plasma yang dimiliki oleh 220 Kepala Keluarga (KK).

Kata Hairyono, kebun plasma ini dulunya ditanam untuk masyarakat desanya pada saat pendirian PLTA Koto Panjang.

Hairyono mengaku sedang mengupayakan agar kebun karet warga desa bisa mendapatkan program replanting (peremajaan) dari pemerintah. Untuk itu, pada Senin (23/3/2020), Hairyono mendatangi Komisi III DPRD Kampar untuk berkonsultasi.

Bersama Hairyono, Kepala Desa Ranah Sungkai, Haryanto juga ikut datang bertemu Komisi III.

Menurut Hariyanto, di Desa Ranah Sungkai ada sekitar 700 Ha kebun karet plasma yang akan diusulkan untuk mendapatkan program replanting.

“Di desa kami ada sekitar 700 Ha. Kebun plasma itu sudah hampir habis masa produktifnya,” ujar Haryanto.

Menurut Haryanto, menindaklanjuti persoalan ini, sedianya ia selaku kades ingin melakukan hearing dengan Ko
Komisi III DPRD Kampar. Hanya saja, situasi saat ini tidak memungkinkan untuk menggelar pertemuan yang melibatkan banyak orang, sehingga agenda hearing urung dilaksanakan.

“Tadi sifatnya hanya konsultasi saja dulu. Hasil konsultasi kami, ada gambaran. Tapi pihak perusahaan dan orang bank tidak bisa hadir karena tidak memungkinkan menggelar pertemuan dengan orang banyak,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi III, Safrizal menyebut, pihaknya menampung aspirasi masyarakat berkenaan usulan replanting kebun karet plasma di dua desa itu.

“Aspirasi kita tampung,” ungkap Safrizal.

Safrizal menjelaskan, pertemuan dengan dua kepala desa ini tidak formal. kata dia, dua kepala desa menyampaikan keprihatinan warganya yang kini menghadapi situasi dimana kebun sebagai penopang ekonomi keluarga sudah memasuki masa tidak produktif lagi.

Safrizal mengaku, pihaknya akan memfasilitasi masyarakat dengan dinas perkebunan, pihak perusahaan dan perbankan untuk realisasi rencana replanting ini.

Lanjut dia, kebun karet ini diusulkan oleh kades untuk direplanting dari tanaman karet ke tanaman sawit. Hal ini juga didasarkan pada tidak stabil dan terus anjloknya harga karet sejak kurun waktu 10 tahun ini.

“Hampir lebih 10 tahun karet ini tidak bagus la harganya, standar dari 5 ribu, 6 ribu 7 ribu. turun lagi-turun lagi, cenderung begitu,” ujar Safrizal

Diakui Safrizal, alasan lain dibalik aspirasi peralihan karet ke sawit disebabkan oleh sawit lebih menjanjikan dari karet jika dilihat dari harga jual, stabilitas harga dan lain-lain.

Untuk itu, sebut Safrizal, kebun karet di dua desa ini rencananya akan direplanting ke tanaman sawit berdasarkan keinginan masyarakat sendiri. Safrizal berharap, ke depan kebun karet warga bisa direplanting sehingga kondisi ekonomi masyarakat di dua desa dapat kembali membaik. (moreno)

print