Kampar, BerkasRiau.com – Nasib memang Tuhan yang mengatur, tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Namun tanpa adanya usaha, do’a dan cita-cita yang diinginkan tidaklah akan terwujud.
Kata-kata itu selalu menjadi pegangan Nahrul Hidayat, salah seorang anak panti asuhan Putra Muhammadiyah Bangkinang yang kini menempuh perkuliahan Kedokteran di Universitas ternama di Yogyakarta.
“Apa yang saya jalani sampai saat ini tidaklah mudah, banyak hambatan dan rintangan dilalui. Tanpa adanya perjuangan dan do’a, saya tidak bakal bisa kuliah disana,” kata Nahrul sambil meneteskan airmata saat disambangi di Panti Putra Muhammadiyah Bangkinang, Kamis (25/3/2021).
Nahrul yang merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara menceritakan kisah awal mula masuk ke Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Bangkinang.
“Saya dari keluarga yang kurang mampu, orangtua saya hanya bekerja sebagai penyadap karet,” jelasnya.
Ketika saya akan tamat dari SD, lanjutnya, orang tua bingung mau sekolahkan saya kemana karena mengingat tidak ada biaya yang cukup, Lalu ada saudara sepupu yang memberikan saran kepada ibu saya untuk memasukkan saya ke panti.
Kalau di panti semua biaya sekolah, pakaian dan makan di tanggung semua oleh panti, jadi tinggal belajar saja. Setelah mendengar saran itu, lalu ibu saya berusaha melengkapi semua berkas yang dibutuhkan untuk persyaratan masuk ke panti.
Setelah lulus persyaratan, kemudian dilanjutkan dengan tes pengetahuan dengan mengerjakan beberapa soal, alhamdulillah pada tahun 2012 saya diterima masuk di panti dan disekolahkan di SMP Muhammadiyah Bangkinang.
Tahun 2015 dilanjutkan ke SMA Muhammadiyah Bangkinang. Selama di sekolah saya berhasil meraih prestasi seperti, juara 2 lomba cerdas cermat genre tingkat kabupaten kampar 2017, juara 2 lomba berbalas pantun tingkat kabupaten kampar 2017, juara 1 lomba cerdas cermat genre tingkat Kabupaten Kampar tahun 2018, juara 2 lomba cerdas cermat genre tingkat Provinsi Riau tahun 2018.
Singkat cerita setelah mau lulus SMA Muhammadiyah, ada teman yang memberikan informasi kalau ada beasiswa untuk masuk kuliah kedokteran di UMY khusus untuk anak panti dan ponpes Muhammadiyah. Setelah itu saya cari info lebih lanjut di internet, sekitar bulan februari 2018 kemudian saya melengkapi berkas persyaratan kemudian mengirimkan ke UMY melalui pos. Alhamdulillah saya lolos untuk tahap administrasi dan kemudian dilanjutkan tes tertulis, ucapnya.
Untuk tes tertulis di adakan di kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera barat (UMSB). Sesampainya disana, ternyata tesnya tidak dilaksanakan di Padang melainkan di fakultas Pariwisata UMSB yang berada di Bukittinggi. Saya pun berangkat dari Padang ke Bukittinggi menggunakan sepeda motor, terangnya.
Saat mengikuti tes tertulis untuk masuk beasiswa kedokteran UMY juga ada 1 orang dari Pasaman, tes tertulis kemudian dilanjutkan dengan wawancara oleh pimpinan UMY. Alhamdulillah, tepat di sore hari saya menerima informasi dari kepala panti bahwa saya dinyatakan lulus seleksi dan berhak mendapatkan beasiswa kedokteran UMY.
“Untuk saat ini saya jadi gharim di salah satu mesjid yang ada di sekitar kampus,” tuturnya. (Nando)