KAMPAR, BerkasRiau.com – 10 desa di kabupaten Kampar masuk dalam data tim nasional penanggulangan dan penurunan kemiskinan (TNP2K) kategori Stunting (Kronis gizi). Dinas Kesehatan Kampar akan melakukan 8 aksi integrasi penanganan.
8 aksi integrasi penanganan yaitu, pemantauan status gizi yang dilakukan puskesmas dan posyandu, pemberian makanan tambahan, pelayanan kesehatan, penyedian sarana air bersih, penyuluhan kesehatan, peningkatan sistim kewaspadaan pangan dan gizi, pemberian obat cacing, ASI eklusif, kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kampar, H. Dedy Sambudi, SKM, M.Kes, Rabu (26/6/2019).
“Kita akan bersinergi dengan 10 OPD guna percepatan penanganan Stunting”, ucap Dedy yang baru menjabat pada 25 Mei 2019.
Sebelumnya, Koordinator Regional Sumatera Program INEY Kemendagri, Desrates Iskandar dalam paparannya di ruang rapat lantai III Kantor Bupati, Selasa (20/6/2019) mengatakan, TNP2K telah menetapkan 100 Kabupaten/Kota wilayah prioritas tahun 2018 dan 60 Kabupaten/Kota pada 2019.
Penetapan wilayah prioritas didasarkan pada data masalah gizi kronis, menurut riskesdas 2013 dan tingkat kemiskinan. Di Provinsi Riau terdapat 2 Kabupaten termasuk prioritas diantaranya Rohul dan Kampar, ungkapnya.
10 desa di Kabupaten Kampar kriteria lokus diantaranya, desa Bangun Sari, Tanjung Karang, Danau Lancang, Pulau Jambu, Pandau Jaya, Aur Kuning, Terusan, Gajah Bertalut, Sungai Bungo dan Ranah Singkuang.
Disampaikan, 8 aksi integrasi dalam penanganan Stunting yang juga melibatkan 23 kementerian dan mengharapkan seluruh OPD beserta Pemerintah Daerah konsisten dalam memberikan penyuluhan terkait pola asuh dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi Stunting selain peningkatan gizi ibu hamil dan balita 1000 hari kehidupan.
Berdasarkan data entry ePPGBM tanggal 18 Juni 2019, dari 28.711 balita yang ditimbang, tinggi badan/usia maka ditemukan 6.581 balita masuk kategori Stunting (sangat pendek / pendek) atau setara 22,92%.
Bupati Kampar diwakili Sekretaris daerah kabupaten kampar, Drs Yusri, M.Si dalam kesempatan itu menyampaikan, Pemkab Kampar berkomitmen menurunkan angka Stunting Balita. Untuk itu, Yusri mengajak seluruh Dinas OPD untuk mengatasi pola asuh dan pola gizi yang dapat menyebabkan anak kurang tinggi/kerdil ataupun gizi buruk.
“Seluruh OPD terkait mari sama-sama kita tuntaskan bersama, kita lakukan perbaikan dari seluruh sisi, penuntasan Stunting melalui program strategi yang terintegrasi”, ujar Yusri. (Syailan Yusuf).