BANDUNG, BerkasRiau.com– Untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Siak yang tangguh dan mandiri dibidang ekonomi kreatif (Ekraf), Pemerintah Kabupaten Siak menyambangi markas komunitas Bandung Creative City Forum (BCCF) di Bandung Wetan Kota Bandung, Selasa siang (25/01/17).
Kedatangan rombongan pemerintah daerah negeri istana itu dimaksudkan untuk mempelajari keberhasilan pola pembinaan Ekraf yang melibatkan beragam komunitas kreatif di Kota Bandung.
Kunjungan ke Bandung tersebut langsung dipimpin oleh Bupati Siak, Syamsuar, dan didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata Hendrisan, Kepala Dinas Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Wan Ibrahim Surji, serta perwakilan komunitas kreatif Siak Explore dan Karang Taruna Kabupaten Siak.
Kedatangan rombomgan Pemkab Siak tersebut disambut oleh Ketua BCCF Fiki C Satari, Sekretaris Program Dewi Shinta, Inovator bidang energi dan listrik Ujang Koswara, serta pentolan musik metal etnik Man Jasad serta sejumlah anggota BCCF.
Kurang lebih dua setengah jam, Syamsuar dan rombongan mendengarkan ide dan saran dari beberapa pentolan BCCF, yang beberapa waktu lalu sempat diboyong Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) ke Kabupaten Siak. Bahkan, dalam kunjungannya ke Siak Sri Indrapura sebelumnya, pengurus BCCF telah mengamati potensi Ekraf di Siak selama dua hari dan merumuskan beberapa rekomendasi bagi Pemerintah Daerah.
“Beberapa rekomendasi action-plan untuk penguatan Ekraf di Kabupaten Siak diantaranya peningkatan kapasitas SDM di sub-sektor potensial, misalnya kerajinan dan kuliner, manajerial dan pemasarannya, serta yang tak kalah pentingnya kolaborasi antar pelaku ekraf harus tercipta lewat ketersediaan ruang-ruang publik” kata Sekretaris BCCF Dewi Shinta.
Selain itu kata Ketua BCCF Fiki Satari, peningkatan kualitas kemasan produk unggulan, memastikan ketersediaan material bagi pengrajin, serta memfasilitasi pendaftaran HKI perlu dilakukan pemerintah daerah sebagai bentuk dukungan bagi penguatan Ekraf.
“Kalau komunitas kreatif yang ada bisa mandiri sebagai pelaku kreatif, pemerintah kedepan hanya perlu bertindak sebagai fasilitator dan komunitas tidak perlu bergantung lagi ke pemda untuk menghidupi komunitasnya seperti kita disini” kata Fiki.
Sementara itu musisi asal Bandung Man Jasad, memberikan masukan kepada Pemkab Siak untuk dapat memperhatikan minat dan subkultur yang disepakati kaum muda di negeri istana. Selanjutnya kata dia akulturasi budaya modern dan etnik lokal dalam rangka mengenalkan budaya pada kaum muda dengan mudah dapat dilakukan.
“Kalau istilah kita minat kaum muda terhadap globalisasi budaya jangan dipatahkan, tapi harusnya kita harus cerdas menari dengan zaman” kata pria berambut gondrong ini.
Syamsuar tampak mendengarkan antusias masukan-masukan sembari mencatat beberapa hal penting, sesekali ia mengajukan pertanyaan. Syamsuar mengapresiasi kaum muda yang begitu kreatif dan berjiwa sosial tinggi yang mau memikirkan kehidupan masyarakat di Jawa Barat.
“Saya terkesan dengan semangat dan kreatifitas kawan-kawan disini. InsyaAllah kedepan kita akan adakan kerjasama seperti pendampingan komunitas di Siak agar juga maju dan mandiri dibidang ekraf. Kita harus ubah paradigma lama bahwa Negeri Siak itu kaya lalu kita hidup terlena. Kita harus kreatif dan sadar bahwa potensi Siak kedepan ada di sektor Pariwisata” terang Syamsuar.
Di akhir pertemuan, Syamsuar dan rombongan diperlihatkan beberapa peragaan inovasi yang sukses dibuat komunitas kreatif bandung itu. Usai dialog, kedua pihak saling bertukar cinderamata dan berfoto bersama. (soleman).
Editor: Defrizal