BANGKINANG (BerkasRiau.com) – Pada upacara wisuda dan DIES NATALIS STIKES Tuanku Tambusai ke-XX dan STKIP Tuanku Tambusa Tuanku Tambusai ke IV tahun 2016 , di Hall SKA Co Ex, Kompleks Mall SKA Pekanbaru Riau pada Sabtu (22/10/2016) kemaren kembali melahirkan sebanyak 541 orang sarjana kesehatan dan serjana pendidikan.
Kegiatan proses wisuda mahasiswa Yayasan Pendidikan Pahlawan Tuanku Tambusai (YPTT) Riau ini dihadiri lebih dari seribuan orang. Acara wisuda dan Dies Natalis itu juga dihadiri oleh tiga pakar dalam bidang pendidikan, dan tak lupa pula hadir pihak Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP.
Lelaki yang merupakan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP.-red), juga menyebutkan betapa pentingnya mempelajari tentang kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Ditengah – tengah tamu yang hadir seperti ketua Kopertis wilayah X, Drs. Hanafi, MS, yang berkedudukan di Padang, Sumatera Barat, membawahi Riau, Jambi, dan Provinsi Kepri. Dari pihak Pemerintah Daerah Riau, dihadiri Gubernur Riau diwakili oleh Kadis Kesehatan Provinsi Riau, H. Andra Sjafril,SKM, M. Kes dan Wakil Bupati Kampar, H. Ibrahim Ali, SH. Ia juga mengajak kepada seluruh mahasiswa untuk lebih kreatif dalam mengembangkan usaha.
“Dalam menjalani perkuliahan, silakan anda untuk berusaha kecil-kecilan,” imbuhnya.
Drs. Hanafi, MSi, dan dilanjutkan oleh Direktur Jendral (Dirjen) Kementrian Riset Tekonolgi dan Pendidikan Tinggi (Dirjen Belmawa Kementrian Ristekdikti) Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP.
Selanjutnya, pidato dan pengarahan yang disampaikan oleh Ketua Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai Riau, Prof. Dr. H. Amir Luthfi. Kemudian, Orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Adrianto Ahmad, MT dengan tema, Pengembangan Kewirausahaan dan Perdagangan Daerah Melayu.
Dalam pidatonya, Amir Luthfi menyampaikan perkembangan Yayasan mulaidari berdiri sampai kondisi tahun 2016 ini. Menurutnya, pengembangan danpeningkatan sarana dan prasarana belajar dan pembelajaran terus dilakukansehingga STIKES dan STKIP ini dapat bersaing dengan perguruan tinggi lainnya diRiau dan bahkan di Indonesia.
Begitu juga dengan kualitas lulusan dari perguruan tinggi ini, tetap ditingkatkans esuai dengan kebutuhan lapangan kerja serta menyesuaikan dengan kemajuan zaman. Pengembangan STIKes-STKIP Tuanku Tambusai menjadi Universitas yangtelah dirintis sejak tahun 2009, pada saat ini dalam proses akhir izin operasional di Kemenristek Dikti. Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai telah dirancang terdiri dari 4 Fakultas.
Adapun, empat (4) Fakultas tersebut: (1). Fakultas Ilmu Kesehatan, (2). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, (3). FakultasPeternakan, dan (4). Fakultas Teknologi Informasi dengan 14 Program Studi. Saat ini, sudah ada 12 Program Studi dari STIKes-STKIP sudah mendapat izin operasional, sedangkan 2 Program Studi baru, S1 Peternakan dan Teknologi Informasi dalam Proses rekomendasi Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, jelas Amir Luthfi.
Selain itu, dia juga mengucapkan terimakasih atas partisipasi semua pihak,sehingga STIKES dan STKIP bisa seperti saat ini. Ke depan, “Kami akan tetap meningkatkan mutu lulusan perguruan tinggi ini dengan keunggulan tersendiri sehingga dapat berkompetitif dalam lapangan kerja maupun untuk berwirausaha bagi setiap alumni yang ingin mandiri, ujarnya.
Bicarakan Kewiarusahaan
Sementara itu, pada tempat yang sama, tiga pakar dalam bidang pendidikan, masing-masing Sekretaris Kopertis Wilayah X, Drs. Hanafi, MS, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Ristek Dikti, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP, danProf. Dr. Ardianto Ahmad, MT tampil sebagai pembicara. Ketiga pakar tersebut, membahas dan membicarakan tentang kewirausahaan. Artinya, lulusan dari sebuah perguruan tinggi, tidak semuanya akan menjadi pegawai negeri, tetapi terrbuka peluang untuk mereka berusaha atau berwirausaha.
Menurut Hanafi dalam pidatonya, pihak STIKES dan STKIP harus terus meningkatkan daya saing lulusannya. Agar mampu bersaing dengan pihak lain, wajib melaksanakan berbagai kegiatan yang menunjang perguruan tinggi, terutama bagi para dosendengan cara meningkatkan penelitian, dan pengajaran. Para dosen diharapkan dapat menguasai bahasa Inggris sehingga bisa mengikuti “English for Comprence” di tingkat internasional, dan terus-menrus meningkatkan kualitas dan perbaikan di berbagai aspek dalam bidang pendidikan, ujarnya.
Sementara itu, dari pihak Kementrian Ristek Dikti berpesan kepada pihak pengelola Yayasan agar, fleksibel, Kreatif, dan Inovatif, dalam melihat peluang dalam berbagai aspek. Apalagi, Indonesia sudah masuk ke era Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).Peluang dan kesempatan kerja akan terbuka luas di beberapa negara ASEAN. Karena itu, harus terus ditingkatkan kemampuan kepemimpinan, bahasa Inggris, penguasaan terhadap Ilmu dan Teknologi (IT), dan lain sebagainya, kata Paristiyanti.
Di sisi lain, dalam Orasi ilmiah Prof. Dr. Ardianto Ahamad, MT menjelaskan tentang, berbagai peluang usaha yang bisa dikembangkan berdasarkan potensi yang ada di Riau, misalnya, dengan tersedianya luas kebun sawit nyaris mencapai hampir 9 juta hektar, adanya potensi minyak dan gas, kehutanan dan lain sebagainya.
Kesemuanya itu, berpeluang utuk dapat dikembangkan kewirausahaan dan perdagangan, terutama di kawasan ASEAN. Prinsip dan konsep dalam berwirausaha adalah kerja keras. Dalam konteks ini, dapat dicontohkan China bahwa, keuntungan dalam berusaha, mereka gunakan untuk belanja modal, bukan untuk belanja kepentingan lainnya, kata Ardianto.
YPTT Riau Siap Jadi Universitas
Untuk menghadapi tantangan ketatnya persaingan antar lembaga pendidikan dan perguruan tinggi di Riau, Yayasan Pahlawan Tuanku Tambusai (YPTT) Riau berusaha untuk meningkatkan status dari sekolah tinggi menjadi Universitas pada akhir 2016 ini atau paling lambat pada 2017 ini. Demikian yang disampaikan oleh Yusnimar MSi, Ketua STKip YPTT Riau kepada Riau Pos, saat ditemui di kantornya, Kamis (27/10).
Lebih lanjut Yusnimar mengungkan segala persyaratan ke arah perubahan status itu, sudah diupayakan dengan secara maksimal oleh pihaknya. Baik dari segi sumber daya pendidik yang harus memiliki pendidikan minimal S2 di berbagai bidang.
“Selain sumberdaya tenaga pendidik, kita juga telah berupaya untuk melengkapi sarana dan prasran penjunjang seperti gedung, sarana pendukung lainnya seperti labor dan lainnya kita telah upayakan,” Ujar Yusnira Msi Ketua TKIp Pahlawan Tuanku Tambusai kepada Riau pos, Kamis (27/10).(rilis)